I. Pendahuluan
Ayam
Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga
dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu).
Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani
asal ternak. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu peningkatan
produktivitas, kuantitas, kualitas dan efisiensi usaha peternakan ayam
broiler secara alami (non-Kimia).
II. Pemilihan Bibit
Bibit
yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk
(bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung
bersih, mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih
III. Kondisi Teknis yang Ideal
a. Lokasi kandang
Kandang
ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah
dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari
timur ke barat.
b.Pergantian udara dalam kandang.
Ayam bernapas
membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan
oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
c.Suhu udara dalam kandang.
Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :
Umur (hari) | Suhu ( 0C ) |
01 - 07 | 34 - 32 |
08 - 14 | 29 - 27 |
15 - 21 | 26 - 25 |
21 - 28 | 24 - 23 |
29 - 35 | 23 - 21 |
d.Kemudahan mendapatkan sarana produksi
Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.
IV. Tata Laksana Pemeliharaan4.1 PerkembanganTipe
kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung
(litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran
langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga
pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar.
Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan
lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk
menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya
untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang
yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2,
lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang
hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam
cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah
terserang penyakit.
4.2. Pakan- Pakan
merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan
zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari
(Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad
libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).
- Apabila menggunakan pakan
dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan
ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap
pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein
minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang
memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada
kemasannya. -Penambahan POC NASA lewat air minum dengan dosis 1 - 2
cc/liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup
untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler.
- Dapat juga
digunakan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1
cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak
dan lengkap.
- Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed
Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama
pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.
Contoh perhitungan :Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah :
Berat total ayam hasil panen =
1000 x 2 = 2000 kg
FCR = 3125 : 2000 = 1,6
Semakin
rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien
(dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi). Penggunaan
POC NASA atau VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut.
4.3. VaksinasiVaksinasi
adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk
menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi
ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata,
dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND
Lasotta melalui suntikan atau air minum.
4.4. Teknis Pemeliharaan- Minggu Pertama (hari ke-1-7).
Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum
hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis + 1 - 2 cc/liter air minum
atau VITERNA Plus dengan dosis + 1 cc/liter air minum/hari dan gula
untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat
diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor
ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya
pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan
berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
- Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air
minum sudah berupa air dingin dengan penambahan POC NASA dengan dosis 1
- 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis 1 cc/liter air
minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi
yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
- Minggu Kedua (hari ke 8 -14). Pemeliharaan
minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama,
meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan
pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100
ekor ayam.
- Minggu Ketiga (hari ke 15-21).Pemanas
sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan
pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir
minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin
ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air
minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih
dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air
mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga
tetap ditambah POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.
- Minggu Keempat (hari ke 22-28).Pemanas
sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah
lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk
mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal
mempunyai
berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau
6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus
ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit.
- Minggu Kelima (hari ke 29-35).Pada
minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang.
Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan
pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering.
Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam.
Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan
dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 - 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam
sudah dapat dipanen.
- Minggu Keenam (hari ke-36-42).Jika
ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka
kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada
umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25
kg.
4.5. PenyakitPenyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :
- Tetelo (Newcastle Disease/ND)Disebabkan
virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam
sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang berkumpul pada
tempat yang hangat. Setelah 1 - 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki
lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputar-putar yang akhirnya mati. Ayam
yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah menularkan kepada ayam
lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang dapat
menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat
divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.
- Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD)Merupakan
penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus
golongan Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam
suka bergerak tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh
bergetar-getar. Sering menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara
langsung melalui kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan
peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang
dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.
- Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease) Merupakan
infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma
gallisepticum Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus
keluar lewat hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda menyebabkan
tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran
berwarna hijau, kuning keputih-keputihan. Penularan melalui pernapasan
dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatan dapat
dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.
- Berak Kapur (Pullorum).Disebut
penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam
diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi
seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum.
Kematian
dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi. Penularan melalui
kotoran. Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang
sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.
Infeksi
bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan
lemah atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi
lantai kandang yang kotor, serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah
menyebabkan ayam lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu
dingin atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit, terutama yang
disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan. Untuk itu harus dilakukan
sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. Pemberian POC
NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak,
seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan
lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam,
mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran. Untuk
hasil lebih optimal, pemberian POC NASA dapat dicampur dengan Hormonik
dosis 1 botol POC NASA dicampur dengan 1-2 tutup botol Hormonik, atau 1
botol POC NASA dicampur dengan 2-4 kapsul Asam Amino. Dapat juga
menggunakan
VITERNA Plus yang merupakan suplemen khusus ternak dengan kandungan :1. Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam, pembentukan darah dan lain-lain.
2.
Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine,
Methionine , Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai
penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh
3. Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan ketahanan tubuh.
4.6. Sanitasi/Cuci Hama KandangSanitasi
kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap,
yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah
budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai
kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan
dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit. Setelah itu dibiarkan
minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup
virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.